Endorphin: Alasan Kegilaan pada AADC2 (dan Film-film Sequel Lainnya)

Sumber Foto: http://lifestyle.bisnis.com

Sumber Foto: http://lifestyle.bisnis.com

Banyak sekali orang-orang yang tergila-gila dengan kembalinya Rangga dan Cinta dalam sequel Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2). Ini film yang luar biasa. Sequelnya dirilis 14 tahun kemudian. Dan tetap menimbulkan euforia.

Kegilaan itu sudah dirintis sejak munculnya minidrama AADC yang ternyata iklan layanan pesan singkat. Ketika AADC2 mulai rilis, orang-orang banyak yang membuka-buka arsip film AADC (1). Di sisi lain, tetap ada orang-orang semacam Nukman Luthfie yang dulu tidak menonton AADC, dan sekarang pun tetap tidak tertarik. Meskipun orang-orang di sekitarnya tergila-gila.

Apa yang sebenarnya terjadi? Continue reading

Rekrutmen: Mengapa Tukang Ojek Aja Buat Rebutan GoJek vs Grab?

rekrutmen gojekgrab

Sumber Grafis: id.techinasia.com

 

Tawaran Go-Jek kepada driver Grab untuk berpindah, seakan kibaran bendera perang terbuka. Simboliknya pun heroik. Selain dikaitkan dengan nasionalisme, juga disimbolkan dengan melepas jaket Uber untuk ditukar dengan fasilitas wow dari Go-Jek. Lah, tukang ojek aja buat rebutan. Padahal di pangkalan masih banyak tukang ojek bengong nunggu orderan. Mengapa tidak mereka saja yang masuk sasaran rekrutmen?

Jangan salah, era war of talent pun ternyata sudah masuk ke bisnis ojek. Apa itu? Continue reading

Struktur Organisasi Kaku, Mati Saja

humancapital-management.net

kredit foto: teknoplace.com

Perusahaan-perusahaan gajah, sering kali keteteran menghadapi fleksibilitas perusahaan kecil ataupun start up company. Contoh paling terlihat adalah ketika perusahaan Jepang berdarah-darah menghadapi gempuran perusahaan Korea dan Cina. Padahal middle-up down management yang sangat keren di Jepang menjadi model yang bisa mengantarkan Nonaka – Takeuchi menjadi Bapak Knowledge Management dunia. Toh keteteran juga. Apa yang terjadi? Apakah struktur organisasi perusahaan itu harus rigid, ataukah fleksibel?  Continue reading