Manajemen Kinerja: Menyiasati Mesin Absen Agar Kinerja Organisasi Tetap Produktif

telatngantor
Sumber grafis: hukumonline.com

Mesin absen sering menjadi monster menakutkan bagi pekerja di ibukota. Lalulintas yang tidak terprediksi membuat orang terpaksa berangkat sangat pagi, bahkan sebelum matahari terbit, dengan konsekuensi ia kehilangan waktu pagi yang sangat berharga bersama keluarga. Ketika pegawai mencoba agak siang berangkat, ia terjebak kemacetan dan terlambat datang, tak jarang langsung dikenakan hukuman kepadanya. Akibatnya dia jadi malas-malasan. Kalau dia adalah talenta utama, maka akan berimbas pada menurunnya kinerja organisasi. kalau dibedah dengan teori motivasi seperti apa?

Perusahaan memang menghadapi dilema dengan jam kantor ini. Sistem Kepegawaian konvensional menempatkan presensi pegawai sebagai indikator loyalitas pekerja kepadaorganisasi. Sayangnya, ketatnya menjada presensi ini tidak diimbangi dengan ketatnya menjaga pencapaian target kinerja. Bahkan tak jarang untuk generous leader, ia menetapkan target yang sangat mudah dicapai bagi anak buahnya sehingga tanpa dipantaupun target itu pasti tercapai meski berisiko tidak tercapainya kinerja organisasi secara keseluruhan. Akibatnya pegawai tidak termotivasi untuk berkineja lebih dan hanya mengejar ketaatan pada mesin absen. Check clock dan hilang entah ke mana.

Di era internet, ketika sebagian besar pekerjaan kantor bisa dilakukan di mana saja, keberadaan mesin absen semestinya mulai berkurang. Ia sebaiknya difungsikan untuk menghitung apakah jam kerja pada hari itu cukup atau tidak, pada bulan itu cukup atau tidak. Teknologi informasi hari ini sudah sangat canggih dan seharusnya bisa berfungsi sebagai mesin presensi bagi pegawai yang terjebak kemacetan. Login dan typing activities bisa menjadi metode memantau aktivitas pegawai ketika ia bekerja dari luar kantor.

Tentu yang sangat penting adalah adanya daily target yang diberikan atasan yang harus diselesaikan pada hari itu oleh sang pegawai. Dengan daily target tersebut, seorang pekerja bisa menentukan pekerjaan mana yang akan dia cicil pengerjaannya di jalan sehingga waktu bertransportasi dia menjadi lebih manfaat.

Dalam teori motivasi yang dikemukakan Herzberg, absensi adalah Hygiene Factor, artinya pemenuhan terhadapnya hanya akan membawa pada situasi netral, bukan termotivasi. Rasanya agak janggal jika ada pegawai yang merasa termotivasi untuk berangkat kantor pagi-pagi semata karena ingin tercatat absen sebelum jam kantor.

Contoh lain dari hygiene factor ini adalah gaji rutin.
Pastilah ada faktor lain yang memotivasi yang disebut Motivator Factor. Motif inilah yang mendorong seseorang untuk mencurahkan seluruh kemampuannya kepada organisasi. Dan hal itu biasanya lebih terkait dengan faktor emosi. Pemenuhan kebutuhan fisik sebagian besar termasuk hygiene factor.

Misalnya, orang terdorong berangkat pagi buta karena ternyata di kantor ada gebetannya yang berangkat pagi juga. Jadi motif dia bukan karena ingin memenuhi presensi sepagi mungkin, tapi karena ingin ketemu
lebih lama dengan gebetan tersebut.

Atau perusahaan menawarkan bonus melimpah ketika seseorang melampaui targetnya. Jadi ia datang pagi karena ingin mendapat waktu lebih luas agar targetnya terlampaui.

Jadi keberadaan pegawai yang didorong oleh pencapaian target akan lebih bermakna bagi organisasi dari sekedar tingkat kehadiran semata.

Prasyaratnya, perusahaan harus mampu menerjemahkan target korporat ke target individu sehingga setiap langkah gerak pegawai selalu terarah pada pencapaian target tersebut.

Langganan dan Download Ebook tentang Motivasi dan Human Capital-- GRATIS


Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/humancap/public_html/wp-includes/class-wp-comment-query.php on line 405

2 thoughts on “Manajemen Kinerja: Menyiasati Mesin Absen Agar Kinerja Organisasi Tetap Produktif

  1. William

    Artikel menarik, saat ini memang harus mulai beralih. Bahwa peran HRD tidak hanya sekedar bermain catatan-catatan yang berhubungan dengan kertas tetapi juga melihat perkembangan yang ada. Terobosan-terobosan ini memang belum bisa dibuktikan secara nyata karena ketakutan sebagian perusahaan yang masih memiliki pemikiran kolot.

    Reply
    1. humancap Post author

      Iya mas. IT sudah bisa menggantikan peran orang untuk menjalankan adminiatrasi, shg orangnya bisa memikirkan yang wbih jangka panjang.

      Reply

Leave a Reply to William Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *