Psikologi Massa: Pendiri Ditahan, Teman Ahok Mengancam

Sebuah kejadian tidak mengenakkan diterima Teman Ahok, baru saja.  Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang, anggota pendiri Teman Ahok ditahan di imigrasi Singapura.

psikologi sosial

Sumber foto: temanahok(dot)com

Awam akan melihat keanehan karena mereka belum pernah masuk Singapura, dan tidak ada kabar negatif sebelumnya yang bisa membuat mereka masuk daftar cekal di luar negeri. Sementara di sisi lain, para kandidat koruptor aman-aman saja di negeri Singa tersebut.

Kontan para temanahoker meradang dan sempat mengancam akan menggeruduk kedutaan besar Singapura jika pendiri mereka tidak dilepaskan.

Ini adalah contoh sempurna bagaimana psikologi massa itu bekerja. Continue reading

2 Perangsang untuk Outsourcing Berinovasi

manajemen inovasi

Inovasi adalah darah bagi keberlangsungan peruusahaan di masa kini. Tanpa inovasi, maka perusahaan tinggal menunggu waktu saja untuk masuk liang kubur. Memang paling aman adalah jika perusahaan ini mampu menjaga seluruh rantai bisnisnya ada di bawah kendali penuh perusahaan.

Namun biasanya perusahaan memiliki keterbatasan sumberdaya. Maka, untuk mengantisipasinya, yang dilakukan adalah mengalihdayakan keperusahaan lain yang memiliki kapabilitas untuk menjalankan sebagian proses bisnis di organisasinya. Inilah proses yang jamak disebut outsource.

Mari lupakan sejenak aturan pemerintah bahwa alihdaya hanya untuk 5 bidang yang berketerampilan rendah.  Subkon, pekerjaan jasa, sebenarnya bentuk pengalihan sebagian proses bisnis agar kita bisa lebih fokus pada rantai bisnis yang paling krusial menghasilkan nilai tambah.

Masalahnya, inovasi adalah hal yang wajib. Bisakah kita mendorong perusahaan yang bekerja untuk kita juga termotivasi untuk melakukan inovasi? Inilah 2 gula-gula untuk mereka. Continue reading

Manajemen Kinerja: PGPN atau Meritokrasi?

manajemen kinerja3

Pinter Goblog Podho Nampane. Itu adalah jargon yang populer untuk manajemen kinerja Pegawai Negeri Sipil atau perusahaan milik pemerintah. Dengan metode PGPN ini, maka tidak ada perbedaan berarti di sisi remunerasi antara pegawai dengan kinerja ekselen dengan pegawai dengan orang yang hanya absen dan terus hilang. Penyakit buruk akan menular. Secara perlahan, pegawai rajin yang tidak dibentengi akhlak tinggi akan terpengaruh dan volume pegawai malas akan membesar. Bagaimana mengatasinya? McKinsey sudah mencontohkan. Tinggal kita mau mencontohnya atau tidak. Continue reading