Sukses Bergantung Eksekusi, Jangan Cuma Bikin Strategi

eksekusi ekselen

70% Strategi gagal karena buruknya eksekusi. Sayangnya, sangat sedikit dari kita yang belajar bagaimana mengeksekusi rencana dengan baik. Kebanyakan training ditujukan untuk mempelajari cara menyusun strategi yang ekselen. Sedangkan kemampuan eksekusi ekselen berkembang dengan trial and error. Bahkan di level atas, tak jarang muncul pandangan bahwa eksekusi bagiannya staf. Hal ini menimbulkan kegelisahan Berny Gomulya, karena ia berpendapat bahwa eksekusi adalah tugas utama seluruh manusia dalam organisasi.
Kalau gelisahnya positif, hasilnya positif pula. Sebuah buku yang sangat bermanfaat lahir berjudul The 5 Principles of Excellent Execution. Bukunya tidak terlalu tebal, sekitar 150 halaman, namun aplikatif dan jelas tahapan-tahapannya.

Buku ini menuturkan ada 5 prinsip dalam eksekusi yang sempurna, yaitu (1) Collaboration, (2) Clarity, (3) Capability, (4) Communication, (5) Commitment.

Secara ringkas, masing masing prinsip itu berjalan sebagai berikut.

Kolaborasi bermakna serupa dengan kerja sama. Ini adalah prinsip utama yang melandasi keempat prinsip lainnya. Ibaratnya dia adalah pelumas yang menggerakkan bagian-bagian lainnya. Namun kolaborasi memiliki makna yang lebih yaitu bekerja sama demi mencapai satu tujuan. Ia mencontohkan sebuah perahu arung jeram akan selamat sampai tujuan jika seluruh anggotanya bekerja sama dan mau mengikuti komando pemimpinnya, sehingga mereka melakukan tanggung jawabnya semaksimal mungkin sesuai porsinya. Tanpa kolaborasi, anak perahu tidak akan tahu mau ke mana perahu mereka diarahkan. Bisa tersesat, atau malah bisa tidak selamat.

Prinsip kedua adalah Clarity yang berarti kejelasan dan fokus. Organisasi harus mampu memilih prioritas yang paling utama yang ingin dicapai. Ada sebuah paradoks tentang pilihan yang menyebut bahwa jika terlalu banyak pilihan, maka seseorang malah justru lambat dalam menentukan pilihan. Begitu juga dengan tujuan. Terlalu banyak tujuan yang ingin dicapai malah membuat tidak jelas, dan menimbulkan kebingungan mengenai arah yang ingin dicapai. Karena itu organisasi harus berani memilih sedikit saja prioritas yang tertinggi yang harus diupayakan untuk diraih, sehingga seluruh sumberdaya organisasi bisa diarahkan untuk mencapai prioritas tertinggi tersebut.

Dengan memiliki Clarity, maka kita akan terhindar dari Sibuk Tanpa Makna. Ia menyitir ucapan Bob Hawke, Perdana Menteri Australia, “Yang paling penting tidak selalu bersuara paling keras.”
Clarity membantu mata kita lebih jeli dalam melihat unsur-unsur penting yang berpengaruh pada pencapaian prioritas organisasi.

Prinsip ketiga adalah Capability yang bisa diartikan sebagai menerapkan seluruh energi pada indikator-indikator utama (lead indicator). Lead indicator ini serupa dengan pengungkit yang bisa menggerakkan benda lain yang lebih besar. Ia berprinsip bahwa lead indicator akan mendorong tercapainya lag indicator. Cara mengidentifikasi lag indicator adalah jika ketika kita memperoleh data, hasilnya sudah terjadi, misalnya omzet tahun lalu, jumlah tagihan, persediaan, dll. Dengan demikian, Lag Indicator tidak bisa kita modifikasi lagi karena sudah terjadi. Sedangkan Lead Indicator sifatnya predictif dan bisa diintervensi oleh kita.

Prinsip keempat adalah Communication. Dalam hal ini diterjemahkan sebagai upaya memastikan seluruh pihak yang terlibat mengetahui skor pencapaiannya setiap saat, agar mengetahui saat ini sedang menang atau kalah. Di sinilah Berny mengungkapkan pentingnya Dashboard yang berisi skor-skor yang bisa memperlihatkan pergerakan menang – kalah, karena orang akan bereaksi berbeda ketika mengetahui posisi relatifnya dari pesaing. Dashboard ini akan memberikan motivasi bagi anggota organisasi untuk bergerak lebih baik.

Prinsip kelima adalah Komitmen. Komitmen ini akan menjaga semangat dan ritme anggota tim ketika harus berjuang dalam jangka panjang. Hidup Organisasi itu layaknya maraton, bukan sprint. Bukan hanya kecepatan yang menentukan pemenangnya, namun lebih dipengaruhi oleh kemampuan menjaga konsistensi sepanjang jalur perlombaan.
Itulah inti dari prinsip-prinsip eksekusi ekselen. Namun lebih menyenangkan lagi ketika kita menyelusuri rangkaian kalimat yang disusun Berny dan timnya dari Business Growth. Sebuah pemahaman yang utuh dari 5 prinsip yang mereka kemukakan berikut analogi dan contoh-contoh yang lengkap.

Buku ini tipis, dan bahasanya yang ringan tidak membuat kita lelah membacanya. Bisa dihabiskan dalam 1 hari. Namun niscaya bisa memberikan pandangan yang berbeda terhadap pentingnya eksekusi, setelah kita menyusun strategi yang sangat hebat.

The 5 Principles of Excellent Execution, Berny Gomulya & Business Growth Team, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2015; xiii+153

Langganan dan Download Ebook tentang Motivasi dan Human Capital-- GRATIS


Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/humancap/public_html/wp-includes/class-wp-comment-query.php on line 405

2 thoughts on “Sukses Bergantung Eksekusi, Jangan Cuma Bikin Strategi

  1. Edward Rhidwan

    Benar juga,, kebanyakan kita terlalu jago menyusun strategi terbaik. Tapi minus eksekusi/action. Akhirnya tidak sukses-sukses. Bukunya apa ada di Indonesia mas Imam?

    Reply
    1. humancap Post author

      Buku ini mestinya ada di toko-toko buku ya. Tapi waktu itu saya belinya lewat toko buku online pak. Silakan dibrowsing saja, praktis.

      Reply

Leave a Reply to humancap Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *